Mameramen

Salma Nadia
& Hamidah Asma Syahidah
Bandoeng!
Ngantuk! Aku masih ngantuk. Aku
digendong ibu menuju mobil. Ya,aku hendak bepergian ke Bandung. Ibu ada urusan
disana. Tapi,Ibu dan Ayah memaksakanku untuk ikut. Kulihat kursi roda nenek
sudah tersedia. Jadi,tempat tidurnya sempit. Setelah itu,aku kembali terlelap.
***
Aku kedinginan. Tubuhku
membulat. Tapi,itu tidak bertahan lama. “MMMM...” keluhku. “Dingiiin..”spontan
aku berteriak. “Ya sudah,pakai saja sarung kakak,Nak.” Lanjut ibu. “Kita udah
nyampe,bu?” tanyaku. “Belum,baru sampai margonda.” Kata Ibu. Kulihat,Hamidah
sudah terbangun sambil nyengir kuda kearahku. Hamidah adalah adikku. Aku anak
sulung. Ya,kami memang hanya 2 bersaudara. Meski begitu,aku dan Hamidah sangat
kompak! “Mida lihat pemandangan dari sini...!” serunya sambil melihat keluar
jendela. “TOKO KUE HOLLAND” ketahuan! Aku melihat kincir di atas bangunan itu.
Lalu,Hamidah berseru “Itu gotham hospital!” katanya sambil menunjuk rumah makan
berwarna merah. “Hihihi...iya..” kekehku. Aku dan Hamidah sangat menikmati
perjalanan. Apalagi disetel lagu ‘Opick’. Aku dan Hamidah asyik menari-nari
sambil tiduran dipagi yang sejuk ini. Tiba-tiba,ayah menggerakkan tangannya.
“Langsung semangat,Ayah..” kata ibuku sambil tersenyum. Lagu ‘Opick’ berhenti
seketika. “Yaaaaah...lagu apa,yah? Ungu,ya..? Yah,padahal lagi asyik dengerin
lagu ‘Opick’,ya kan,Mi?” tanyaku pada Hamidah. Hamidah hanya bersungut-sungut.
Aku dan Hamidah hanya bisa meledek-ledek Ungu itu. Hfffff.... “Nenek sudah
diantar,bu?” tanyaku. “Sudah tadi pagi..” kata Ibu. “Nenek duduk dimana?”
tanyaku lagi. “Didepan.” Kata Ibu.”Ibu duduk dibelakang?” tanyaku memastikan.
“Iya..” kata Ibu. Sepanjang perjalanan,Aku dan Hauna asyik bermain dan
Bercanda. “”Ye....kita sudah ma’cutol...”
candaku ketika kami sudah memasuki tol. “Oke,Kak Salma namanya Ma’cutol kalau Mida Ma’cutil,yaaaa..” kata Hamidah. “Hahaha..Ma’kutil...” candaku. “Iiiih...Ma’cutil...bukan
Ma’kutil..” gerutu Hamidah. Kami
tertawa-tawa. “Aduuh..kakak kebelet pipis,niiih..” gerutuku. “Mida juga,niih..”
kata Hamidah. “Bu,ini masih di tol,ya?” tanyaku. “Iya,Nak..” kata Ibu. “Kalau
udah lewat tol,kita berhenti dulu,ya. Kakak kebelet pipis,nih..” kataku. “Oh,ya
sudah.” Kata Ibu. “Eeeeeh,enggak shalat subuh,yaaa??” serobot ibu. Aku dan
Hamidah terkekeh. “Asiiiik!!!” ledek Ayah. Aku dan Hamidah ditertawakan.
Akhirnya,kami sampai disuatu masjid. Aku tidak lihat nama masjidnya,yang
jelas,langsung ambil langkah seribu dan lariiiiii...ke kamar mandi. Sesampainya
didepan masjid,aku langsung masuk ke kamar mandinya. Aku lupa membawa
sendal,jadi langsung masuk saja. “Whoaaaa,apa ini??” teriakku kaget. “Itu
air,ga’ apa-apa,Nak.” Sahut ibu. “Bersih,bu?” tanyaku ragu-ragu. Ibu mengangguk
lalu,aku mengangkat celana jeans-ku lalu berlari terbirit-birit. “WHOAAAA!!!”.
Memang memalukan,sih. Rambut masih acak-acakan,bajuku masih baju rumah,mukanya
juga muka kuyu.... MALU-MALUIN BANGET DIRIKU INI!!! Akhirnya,bisa juga pipis.
Ah...leganya. Selesai pipis,aku langsung kembali. “Guna air didepan masjid itu
apa,sih Bu?” tanyaku. Rasanya air itu menghalangi langkahku untuk ke WC. Hiiiy!
“Oh,itu. Air itu gunanya untuk membersihkan kaki.” Kata Ibu. Aku mengerti
sekarang! Jadi,air itu gunanya untuk membersihkan kaki-kaki orang. Tapi...tetap
saja kotor. Aku lihat,ada cokelat-cokelat,tapi gak ngambang. Terbenam didasar
air,itu artinya,total semua jamaah masjid kakinya kotor semua??? Aku dan Ibu
langsung kembali ke mobil. “Bu,Mida malu,masa’ pakai baju beginian? Kayak anak
dari manaaa gitu!” komentar Hamidah sambil melihat bajunya. Lalu,Ibu mengambil
baju untuk dipakai Hamidah. Duh,Mida....beruntung sekali kamu! Kayaknya,aku
dipandang aneh sama banyak orang,kaliiiiii!!! Setelah Hamidah selesai pipis,Ia
menghampiriku. “Kamar mandinya bau!” komentarnya. Iya juga,sih.Tapi,menurutku
kamar mandi itu kotor. Lalu,kami mencari tempat yang teduh. Ya,untuk
sarapan,lah! Walau makan didalam mobil,suasananya enak dan ceria! Setelah
makan,kami langsung berangkat lagi. Dalam perjalanan,Mida tertidur. Aku? Masih
saja ngobrol-ngobrol sama Ayah dan Ibu. “Yah,kalau orang beli rokok,kan ada
tulisan: Merokok dapat menyebabkan kanker,serangan jantung, gangguan kehamilan
dan janin. Terus kenapa orangnya masih bikin? Terus banyak yang beli?” tanyaku
setelah melihat tulisan besar di bukit: DJARUM SUPER. “Oh,itu....orang-orang
yang beli rokok itu sudah biasa,jadi dia gak percaya sama bahaya rokok.” kata
Ayahku. Aku mengangguk paham. Akhirnya,kami sampai juga dibandung. Aku ngemilin
fullo. Hihihi....habis,enak,siiih. Ini fullo yang keberapa,ya? Hamidah sudah
bangun. Kami berencana naik taxi. Tapi,jadinya naik mikrolet. Mau ke
universitas kristen maranatha. Lho? Ngapain kesitu? Ibuku punya dosen yang
ngajar disitu,nah,Ibuku punya surat yang harus diambil. Begitu....Banyak banget
pengamen aneh-aneh dibandung! Adalah yang tubuhnya dicat silver. KESElURUHANNYA
LAGI!!! Udah topi silver,baju silver,celana silver,kulitpun silver! Amboi!!
Saat sudah sampai di universitas kristen maranatha itu,adikku meminta
masuk,tentunya ikut Ibu!”Eh,mana boleh masuk! Kita pakai sendal. Nanti ditegor.
Wak-Wak,mau kemana,Wak? Wak gak boleh
masuk,Wak. Nanti begitu!” canda Ayahku. Ibuku tersenyum. Lalu,kami
diizinkan sekuriti,Horaaay!!! Kami berjalan menuju saung. Adikku memilih
merjalan bukan ditangga,melainkan di semennya! Kan,curam,tuh! “Eh...bagus.
Nanti jatuh saja kedegok!!” sahut
Ayahku. Hamidah terkekeh. Kami menunggu di saung. “Lapar,yaaah....” keluh
Hamidah. “Eh,ini universitas kristen,makanannya babi semua!” bisik Ayah.
Hamidah mengangguk. “Ada yang gak mandi seharian.....” kata ayah pelan.
Hihihi,aku tahu,Ayah pasti ngeledek! “Sssst...ayah,diam! Nanti ketahuan!”
kataku pelan. “Yah,Mana dia tahu orangnya!” sahut Ayah cepat. Akhirnya,Ibu
kembali. Kami memutuskan untuk jalan-jalan kepusat perbelanjaan. Okay,Here I
Come...!!!
***
Perjalanan masih panjang. Namun
aku tidak tahu pasti. Kami sampai sebelum zuhur. Asyiiiik!!! Belanja-belanja
adalah bagian yang kusuka! Kami beli baju koko untuk ayah dulu,tuuh. Habis
itu,makan dulu,deh. AYAM BAKAR!!! Kami santap makan siang kami. Lalu,setelah
membayar makan siang,kami kembali berbelanja. Hamidah mau beli mainan. Aku mau
beli jaket,sih sebenarnya..... Aku melihat mainan imut di dekat eskalator.
“Mi,mau enggak,nih..?” tanyaku. Hamidah melihat mainan kucing lucu di depannya.
“Enggak.” Jawabnya. Ayah dan Ibu tertawa. “Kakaknya menawari,adiknya gak mau!
Iyalah,gigi udah tumbuh semua mainannya masih gituan!” kata ayahku sembari
tertawa. Aku ikut tertawa. Lalu,aku melihat mainan diluar. Sebenarnya aku
kepingin,tuuuh.... hihihi... Kulihat mainan. Barbie? Ih! Aku gak suka Barbie. Malas banget mainnya! Lalu kulihat
mainan kucing tadi. Itu lucu! Tapi,aku malu bilang ke ayah. Masak anak kelas
enam SD main gituan! “Yah..padahal kakak kepingin main kucing tadi itu..”
Ujarku memberanikan diri. Ayahku terdiam sesaat lalu tertawa
terpingkal-pingkal. “Ha? Mau yang itu? Hahahaha!!!” aku hanya tersenyum geli
sambil memeluk ayah. Tuh,kaaan..aku malu! Hamidah menghampiriku. “Mi,sebenarnya
kakak pengin yang kucing itu tadi.” Kata Ayah menahan tawa. “Ha? Mida juga
mau!!” teriaknya. Aku bingung. Lho? Tadi bukannya dia gak mau? “Ya sudah,tapi
kalau harganya lima puluh ribu,Ayah gak mau,ya.....” kata Ayah mengalah. “Kok
gitu?” gerutu Mida. “Ya iyalah,mahal betul yang begituan lima puluh ribu,di depok
jauh lebih murah!” kata Ayah. “Yaaaah,Ayah. Kata Ayah beli mainan di Bandung
saja,Di Bandung jauh lebih murah...
gitu ayah bilang!” tambah Hamidah. “Tapi barang-barang tertentu..” Kata Ayah.
Ayah langsung menghampiri tukang penjual itu. Lalu langsung memanggil kami.
Waaaw...berarti murah,tuh! Aku dan Hamidah berlari riang. Lalu,kami memilih
dengan antusias. Hingga akhirnya,kami harus pulang. Bye..kota Bandung....
***
Kami sampai dirumah
Fina,Saudaraku.Hari ini sudah malam. Kami mau menjemput nenek yang dititip
disana. Fina dengan antusias bertanya “Kakak,katanya kakak mau beli skate board di detos....yang kata subway
surfers itu,Kak...Mana?” tanyanya menagih janji. Waduh. Finaaa!!!!!!!
Depok,14
July 2013
Salma
Nadia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar